Proses Diagenesis Batuan Karbonat
Pada umumnya, batuan sedimen terendap di maritim dangkal tapi ada juga beberapa yang terendap di maritim dalam hingga pada batas CCD. Penyebab yang memilih karakteristik diagenesa yakni komposisi mula-mula dari sedimen, sifat alami dari fluida interstitial, dan proses kimia, fisika ataupun biologi yang berkerja pada ketika proses diagenesa.
Tapi, secara umum watu sedimen karbonat lebih sering terbentuk akhir proses kimia dan proses biologi yang biasa disebut dengan istilah proses geokimia dan biogenetic. Proses diagenesi pada batuan karbonat, yaitu:
1. Pelarutan/peleburan (dissolution)
Proses dissolution yakni proses diagenesis dimana meningkatnya porositas dan penipisan pada lapisan batuan sedimen terutama untuk batuan yang simpel larut ibarat batuan karbonat dan evaporit.
Proses dikontrol oleh pH, Eh, suhu, tekanan parsial CO2 dan komposisi kimia. Proses dissolution dikontrol juga oleh porositas, kandungan mineral dan sifat mineral dan ukuran butiran sedimen. Material yang simpel terlarut dalam watu pasir ialah semen kalsit, sehingga terjadi efek utama dari pelarutan (dissolution) yaitu penghilangan semen.
Proses ini dikenal dengan sebutan disementasi. Mineral metastabil; yakni mineral yang mempunyai sifat sebagian stabil dan sebagian tidak stabil pada watu pasir ibarat felspar, fragmen batuan dan mineral berat bisa juga terjadi pelarutan.
2. Sementasi/Penyemenan (Cementation)
Proses penyemenan merupakan proses dimana butiran dari sedimen direkatkan oleh material lain, yang bisa berasal dari air tanah ataupun hasil perlarutan mineral-mineral di dalam sedimen itu sendiri.
Material dari semen bisa berupa karbonat (CO3), silica (Si), atau oksida (Fe). Proses sementasi atau penyemenan dengan keluarnya air dari pori-pori, materi atau material yang terlarut di dalamnya mengendap lalu merekatkan butiran-butiran sedimen.
Bahan semennya bisa merupakan karbonat (CaCO3), silica (SiO3), oksida (besi atau Fe) atau mineral lempung. Oleh alasannya proses ini, porositas sedimen sanggup bermetamorfosis lebih kecil dari pada material awal. Proses ini lebih menuju ke proses kimia.
3. Dolomitization (Dolomitisasi)
Dolomitization atau Dolomitisasi ialah perubahan dari limestone secara parsial ataupun kesuluruhan menjadi dolomit. Dolomit mempunyai komposisi senyawa CaMg (CO3)2 dan berdasarkan kristalografi serupa dengan kalsit, akan tetapi lebih besar densitasnya, sulit untuk larut di dalam air, dan lebih simpel patah atau istilahnya yakni brittle.
Pada umumnya, dolomite lebih porous dan permeable dibanding watu gamping. Ketika sedimen terkumpulkan, mineral yang tidak stabil akan mengkristalkan kembali atau terjadinya proses rekristalisasi, menjadi yang lebih stabil. Proses ini secara umum terjadi pada watu gamping. Mineral aragonite (bahan dari struktur koral hidup), lama-kelamaan akan terjadi rekristalisasi menjadi bentuk polimorfnya, yaitu kalsit.
4. Kompaksi Kimia (Chemical Compaction)
Proses ini antara lain terdapat pada proses sementasi. Proses sementasi atau penyemenan memilih kemampuan pengikisan dan pengangkatan partikel oleh fluida.
Pada proses ini akan ada banyak mineral yang hilang yang terjadi akhir pengikisan sehingga akan ada pergantian mineral yang gres untuk menggantikan kekosongan mineral yang hilang.
Demikian wacana Definisi dan Proses Terbentuknya Batuan Karbonat. Semoga bermanfaat.
0 Response to "Pengertian Dan Proses Terbentuknya Batuan Karbonat"
Post a Comment