Sejak terbentuknya forum antirasuah KPK pada tahun 2002 silam, hingga kini tercatat sudah puluhan bahkan ratusan pejabat publik yang terpaksa mendekam di balik jerusi besi alasannya ialah terjerat masalah korupsi.
Tak tanggung-tanggung, orang besar setingkat jendral polisi pun terpaksa mengalah dan terjerambab masuk dalam dekapan KPK ikut menikmati dinginnya lantai prodeo tanggapan melaksanakan tindak pidana korupsi.
Pendidikan Anti Korupsi via http://uty.ac.id/
Para tersangka di atas bukan orang sembarangan. Mereka ialah para pejabat tinggi negeri ini. Mereka terlihat sangat santun di hadapan publik, bahkan di belakang nama-nama mereka ada title dan gelar yang mewakili isu bahwa mereka telah menempuh pendidikan tinggi, dan menuntaskan prosesnya. Ya, mereka ialah para intelektual, para sarjana negeri ini.
Kita tahu di punggung mahasiswa terdapat setumpuk amanah yang harus mereka tunaikan. Pusat kontrol politik, ekonomi, pendidikan, iptek, dan lain sebagainya maju atau tidaknya, secara ilmiah berada di tangan mahasiswa.
Lewat tangan-tangan hambar mereka, aneka macam temuan kemajuan teknologi didapatkan. Observasi yang mereka buat menjadi menjadi acuan aneka macam masalah. Bahkan kiprah mahasiswa sebagai “Agent Of Change” dan “The Powe Of Controll” pada tahun 1998 telah berhasil menumbangkan rezim Soeharto yang telah berkuasa selama 32 tahun.
Peran para mahasiswa dalam menangani masalah korupsi, tentu saja sangat urgent. Pengamatan dan penelitian mereka dalam masalah ini sangat berkhasiat bagi suksesnya pembangunan bangsa. Sebuah penelitian besar yang melibatkan aneka macam fihak akan bisa merumuskan sebuah solusi.
Penelitian oleh para mahasiswa dari akar sebuah masalah, diharapkan bisa mengatasi aneka macam problem yang timbul tanggapan korupsi.
Mendeskripsikan korupsi dari aneka macam aspek dan sudut pandang, mengumpulkan variable-variabel yang terkait, kemudian mengolah data dan isu dengan cermat, akan bermuara pada sebuah kongklusi yang merupakan solusi permasalahan.
Bila ini bisa dibentuk dan mahasiswa bisa mempertahankan di hadapan penguji, maka Skripsi, Thesis, Disertasi, atau apalah namanya, akan menghantar mahasiswa memperoleh gelar yang ia cita-citakan.
Penelitian korupsi di bidang ekonomi, diperlukan bisa memecahkan problem dan ketimpangan yang berujung pada distabilitas ekonomi.
Sebagai contoh, korupsi yang telah dilakukan oleh seorang petinggi partai pada rekayasa kuota impor daging, telah membuat ekonmi Indonesia terguncang waktu lalu. Akibat ketidakadaan stok daging nasional, harga daging melangit, pedagang bakso dan pengusaha rumah makan menjerit. Melambungnya harga cabe hingga lebih dari 100ribu/kg, telah menaikkan inflasi 5%.
Ini ialah sekadar contoh, masih ada lagi ratusan sub problem yang bisa dijadikan pijakan penelitian ekonomi. Bahkan penelitian bisa dibentuk mulai dari akar yang paling ujung. Mulai dari perizinan, produksi, distribusi produk, dan penjualan. Yang pada karenanya semua tindakan ini akan bermuara pada tindakan pencegahan pada tindak pidana korupsi.
Di bidang birokrasi, para mahasiswa bisa mulai melaksanakan penelitian dari proses pembuatan dokumen . Bagaimana awal ia menjadi pejabat? Apakah dokumen yang dilampirkan resmi atau aspal? Dokumen aspal seringkali didapatkan dari cara instan. Membayar seseorang untuk menguruskan, kemudian problem selesai.
Sementara itu pejabat publik yang berwenang acapkali mendapatkan begitu saja tips pemberian, tanpa berpikir panjang atas risiko yang akan terjadi di kemudian hari.
Sebagai pola soal akta tanah, pada masa kemudian orang hanya hanya mendaftarkan tanah-tanah mereka untuk disertifikasi lewat para calo tanah. Orang-orang kampung yang kurang berpendidikan, menyerahkan begitu saja semua berkas yang dibutuhkan. Tanpa mengetahui berkas itu untuk apa. Yang terjadi kemudian, akta itu jadi tapi beberapa serpihan tanahnya telah menjadi milik orang lain.
Bila penelitian ini dibentuk secara komprehenship dan menyeluruh terhadap semua aspek, akan banyak perubahan signifikan.
Negeri kita akan tertib manajemen dan terbebas dari korupsi. Dan perjuangan ini mulai nampak ,di kantor-kantor pemerintahan dan dinas-dinas terkait banyak terpampang poster yang isinya ialah himbauan semoga semua pengurusan dokumen jangan lewat calo, dihentikan menunjukkan tips dan sebagainya. Meskipun secara sembunyi-sembunyi tindakan itu masih ada saja yang melakukan.
Hubungan antara ekonomi keuangan dan politik bisa dikatakan sangat erat. Biaya politik yang tinggi menjadi embrio terjadinya kegaduhan ekonomi. Para politisi telah mengeluarkan biaya yang sangat banyak untuk bisa duduk di singgasanannya.
Politik uang yang melibatkan para constituent yang dibayar untuk memilih, besarnya mahar partai, serta biaya-biaya untuk untuk team sukses, membuat para politisi berusaha sekuat tenaga, bahkan dengan segala cara , untuk mengembalikan modal yang telah ia keluarkan-serta berharap menerima untung.
Tindakan ini tentu saja akan mendorong seorang politisi untuk melaksanakan tindak pidana korupsi. Tak hanya itu saja, di beberapa tempat banyak koruptor yang tertangkap mengaku bahwa mereka melaksanakan korupsi tanggapan tekanan dari para mantan pendukungnya terdahulu, yang terus menerus meminta imbalan ini dan itu.
Dari paparan di atas, terlukis dengan terang bahwa korupsi itu ialah tindakan tercela. Efek yang ditimbulkan tidak hanya pada pelakunya. Tapi secara makro ikut menunjukkan bantuan terhadap mandeknya ekonomi dan pembangunan.
Ini bukan problem kecil, ini ialah problem super besar ,yang penyelesaiannya melibatkan banyak pihak. Ulama, Tokoh Masyarakat, LSM , bahkan rakyat biasa berpeluang sama menunjukkan tunjangan dan melaksanakan pencegahan.
Sementara kiprah para mahasiswa ialah melaksanakan observasi, mengumpulkan data, kemudian melaksanakan pengujian secara ilmiah dan membuat rumusan-rumusan yang akan dijadikan materi oleh pihak yang berwenang untuk dikaji, dan diolah menjadi undang-undang.
Hanya di tangan para mahasiswa semua materi ini bisa diolah. Sementara masyarakat luas akan menunjukkan tunjangan secara nyata. Dengan mengamati dan melaporkan segala tindak pidana korupsi.
Yang pada akhirnya, sehabis semua tindakan ini dibuat, akan membuat atmosfir gres dalam pembangunan. Dana yang dihimpun dari masyarakat luas oleh pemerintah, akan tersalurkan tepat sasaran tanpa dikorupsi. Pembangunan berjalan lancar, masyarakat mempercayai kinerja pemerintah. Dan tercipta masyarakat adil makmur menurut PancaSila dan UUD 1945 sebagaimana di cita-citakan oleh para leluhur kita. Dan itu akan terwujud dengan tepat lewat tangan-tangan hambar mahasiswa yang bersungguh-sungguh berharap pada impian bersama. Semoga semua bisa terwujud, dan kita semua akan menikmati hasilnya. Aamiin.
0 Response to "Manfaat Mempelajari Pendidikan Anti Korupsi Bagi Mahasiswa"
Post a Comment