Image by: Pixabay |
Mendikbud Sampaikan Keprihatinan Atas Insiden di NTT
Masih sangat terperinci dalam ingatan kita tentang kasus pemukulan/ insiden kekerasan di sekolah terhadap guru berjulukan Dasrul dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Makassar yang terjadi Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan pada hari Rabu 10 Agustus 2016 kan?. Terkait dengan terjadinya masalah tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menekankan wacana betapa pentingnya komunikasi antara guru dan orangtua biar lebih diperkuat lagi.
"Kekerasan dalam bentuk apapun tidak dapat ditoleransi, apalagi bila dilakukan di sekolah. Ini pelecehan terhadap pendidikan. Saya minta biar masyarakat menghindarkan tindak kekerasan di sekolah," pesan Muhadjir di kantor Kemendikbud di tempat Senayan, Jakarta.
Meskipun begitu, Mendikbud juga menyuarakan biar masyarakat menghindarkan diri dari tindakan main hakim sendiri. Beliau memohon biar masyarakat memercayakan penanganan masalah kepada penegak hukum.
Apresiasi yang mendalam disampaikan dia kepada pihak keamanan dan tenaga medis yang memperlihatkan pinjaman terhadap para siswa yang menjadi korban tindakan kekerasan tersebut. Beliau turut menitipkan pesan biar pihak sekolah senantiasa berafiliasi dengan tenaga medis biar dapat membantu pemulihan kondisi kejiwaan dari para siswa yang mengalami syok akhir insiden kekerasan di sekolah tersebut.
"Saya juga minta biar pemulihan korban dilakukan sebaik mungkin, jangan hingga menjadi trauma," pesan Mendikbud.
Sebagaimana laporan yang diterima Mendikbud bahwa pada sekitar pukul 08.47 WITA ada seorang cowok yang memasuki ruang kelas V (Lima) di SDN 1 Sabu Barat, Sabu Raijua, NTT dan lantas melaksanakan kekerasan dan penyanderaan memakai senjata tajam pada siswa yang sedang melaksanakan acara belajar. Terhitung ada 7 orang siswa yang terluka akhir insiden kekerasan tersebut dan telah dirawat di Puskesmas terdekat untuk mendapat pinjaman medis. Tidak ada korban meninggal dari para siswa akhir insiden penyerangan sekolah tersebut.
“Pelaku diduga mengalami stres sehingga nekat melaksanakan penyerangan kepada para siswa itu,” papar Kabid Humas Kepolisian Daerah NTT, AKBP Jules Abraham Abast menyerupai dilansir dari banyak sekali sumber. Sumber: Kemendikbud
0 Response to "Stop Kekerasan Di Sekolah!"
Post a Comment