Image by: Kemendikbud |
48 Negara Ikuti IJSO Ke-13 di Bali
Pada tanggal 3-12-2016 lalu, International Junior Science Olympiad atau biasa disingkat IJSO ke-13 yang diikuti oleh 48 negara, resmi dibuka oleh Dirjen Dikdasmen, Hamid Muhammad, di Nusa Dua, Provinsi Bali. IJSO pada tahun ini bertema “Science for Creative Innovation”. Ajang ini merupakan inisiasi Pemerintah Indonesia semenjak tahun 2004 yang mana merupakan kompetisi tahunan ajang IPA (Sains).
Berikut ini daftar ke-48 Negara Peserta IJSO ke-13;
1 Argentina
2 Azerbaijan
3 Bangladesh
4 Bolivia
5 Botswana
6 Brazil
7 Bulgaria
8 Cambodia
9 China
10 Colombia
11 Croatia
12 Cyprus
13 Estonia
14 Georgia
15 Germany
16 Hongkong
17 Hungary
18 India
19 Indonesia
20 Iraq
21 Ireland
22 Kazakhtan
23 Kenya
24 Korea
25 Lithuania
26 Macau
27 Malaysia
28 Moldova
29 Myanmar
30 Netherlands
31 Pakistan
32 Philippines
33 Romania
34 Russian Federation
35 Saudi Arabia
36 Serbia
37 Slovakia
38 South Africa
39 Spain
40 Sri Lanka
41 Taiwan
42 Thailand
43 Turkey
44 Uganda
45 Uni Arab Emirates
46 Vietnam
47 Zimbabwe
48 Egypt
“Sungguh kehormatan bagi kami menjadi pecahan dari komunitas program IJSO. Kami merasa terhormat bahwa para akseptor berkenan mengunjungi Indonesia tidak hanya untuk bersaing dalam kompetisi, tetapi juga untuk bermusyawarah dan menemukan seni administrasi untuk mengembangkan pendidikan melalui kreativitas daan keanekaragaman global dalam ilmu sains”, begitulah yang dipaparkan oleh Dirjen Dikdasmen kala membacakan pesan Mendikbud Muhadjir Effendy yang pada kesempatan ini berhalangan hadir di program pembukaan IJSO, di Bali Nusa Dua Convention Center 1.Olimpiade yang berlangsung pada tanggal 2 s/d 11 Desember 2016 ini bakal mempertandingkan mata pelajaran Fisika, Biologi, dan Kimia bagi siswa yang berusia 15 tahun ke bawah atau jenjang SMP (SMP). Tes IJSO sendiri terdiri dari 3 kategori yakni pilihan ganda (MCQ), teori, dan tes praktek (Experimental Test).
Dalam prakteknya, IJSO ini diikuti oleh 276 siswa, 123 pendamping, 8 visitors, 25 observers, dan 5 executive members, dengan total akseptor yang berkecimpung berjumlah 437 orang. Jumlah perwakilan dari Indonesia berjumlah 12 siswa dan 6 pendamping.
Nama-nama akseptor dari negara kita yakni
- Albert Sutiono,
- Aditya David Wirawan,
- Wiston Cahya,
- Nixon Widjaja,
- Raymond Valentino,
- Arkananta Rasendriya,
- Tomotius Jason,
- Tanya Nuhaisi Wulandari,
- Epafroditus Kristiadi Susetyo,
- Gede Aryana Saputra,
- Haniif Ahmad Jauhari, dan
- Joan Nadia.
- Dr. Budhy Kurniawan,
- Dr. Agustino Zulys,
- Dr Ahmad Ridwan,
- Prof. Dr. Triyanta,
- Dr. Yasman, dan
- Untuk Triadhi, M.Si.
“Kami juga sangat bahagia sanggup mengembangkan dengan para akseptor bahwa kemajuan dalam mengamankan terusan pendidikan serta mengangkat kualitas metode pengajaran dan guru Indonesia dikala ini telah dilakukan,” imbuh Dirjen Dikdasmen.
Berbagi dongeng ihwal pendidikan di Indonesia tersebut, kata Dirjen Dikdasmen, mengingatkan kembali kutipan Ki Hadjar Dewantara (1889 – 1959) yang menyampaikan bahwa 'Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani'.
Ia mengenalkan pesan Bapak Pendidikan tersebut dan menerjemahkan, “(bagi mereka) yang di depan harus memberi contoh, (bagi mereka) yang di tengah harus membangkitkan semangat, dan (bagi mereka) yang di belakang harus memperlihatkan dorongan”.
“Saya sangat percaya bahwa program internasional dan kompetisi menyerupai IJSO ini yaitu penggagas dalam training originalitas yang mengesankan dari bawah umur kita terhadap ilmu pengetahuan. Kewajiban kita para pendidik untuk sanggup memperlihatkan contoh, semangat, dan mendorong bawah umur kita dalam pengembangan ilmu pengetahuan global, khususnya Indonesia,” tambah Dirjen Dikdasmen.
Pada kesempatan ini Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Ditjen Dikdasmen, Supriano, dalam laporannya menyampaikan bahwa Indonesia telah melaksanakan persiapan pelaksanaan IJSO ke-13 ini selama 8 bulan. “Pasca pengunduran diri negara Kamboja sebagai tuan rumah IJSO tahun 2016, Indonesia melalui Kemendikbud menyatakan siap menjadi tuan rumah IJSO ke-13,” terang Supriano.
Beliau kembali menyatakan, penyelenggaraan IJSO dipandang sangat penting dilaksanakan untuk mempromosikan minat atau gemar terhadap sains kepada akseptor didik khususnya siswa Sekolah Menengah Pertama. Selain itu juga mempunyai potensi untuk mempromosikan perdamaian dan kesepahaman global.
“Hal tersebut ditunjukan bahwa dalam pelaksanaan IJSO dihentikan ada negara yang delegasinya dikeluarkan dari keikutsertaannya alasannya alasan latar belakang politik, ketiadaan hubungan diplomatik, kurangnya penghargaan dari negara penyelenggara IJSO, pemberlakuan embargo, atau alasan lainnya,” terang Supriano.
Pada kesempatan ini juga, Presiden IJSO Paresh K Joshi menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia telah berjasa atas niat baik dan pertolongan untuk mengambil alih, dan menyelamatkan nasib penyelenggaraan IJSO ke-13. Setelah penyelenggaraan IJSO ke-12 di Korea Selatan, Cambodia ditunjuk sebagai tuan rumah penyelenggaraan IJSO ke-13. Namun sesudah itu Cambodia menyatakan mengundurkan diri sebagai tuan rumah penyelenggaraan tahun 2016. Karena banyak ketidakpastian, maka Presiden IJSO penyampaikan kepada Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbud untuk kesediannya menjadi tuan rumah. Permohonan tersebut pun disambut baik oleh Pemerintah Indonesia.
Dirjen Dikdasmen mengajak kepada seluruh masyarakat dan pegiat pendidikan untuk gotong royong membantu menyukseskan pelaksanaan IJSO ke-13. “Dengan semangat mendukung perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia, mari kita gotong royong mendukung suksesnya penyelenggaraan IJSO yang siap diselenggarakan di Indonesia,” ajak Dirjen Dikdasmen.
“Saya juga berharap dan saya yakin bahwa penyelenggaraan IJSO ke-13 ini akan produktif dan mempunyai kegunaan dengan hasil yang menguntungkan untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada Pemda Bali, dan panitia penyelenggara yang telah memperlihatkan donasi sehingga program ini sanggup terselenggara,” pungkas Dirjen Dikdasmen.
0 Response to "Ijso Ke-13 Resmi Dibuka Tanggal 3 Desember 2016"
Post a Comment