Setelah 23 Tahun Mengabdi di Daerah Khusus, Akhirnya Nasirun Terima Penghargaan
Pict by: Pixabay |
<
Berbagai pengalaman unik dan menarik pernah dirasakan Nasirun selama menjadi guru di kawasan khusus yang termasuk kawasan 3T itu (tertinggal, terdepan, dan terluar). Antara lain dikala akan mengikuti ujian nasional (UN) tahun 2011, murid-muridnya diharuskan mengumpulkan foto untuk ditempel di kartu UN. Namun ada satu siswa yang tidak masuk dan tidak mengumpulkan foto. Setelah dinantikan selama tiga hari, siswa itu tidak juga masuk sekolah. Kemudian Nasirun datang ke rumahnya dan bertanya alasan muridnya itu tidak masuk sekolah dan mengumpulkan foto, padahal sudah mendekati waktu pelaksanaan UN. Siswa itu mengungkapkan bahwa ia tidak punya uang untuk foto.
“Di sana, untuk mengumpulkan foto setidaknya siswa harus mengeluarkan uang sebesar Rp 20.000 dan untuk transport sekitar Rp 300.000,” ujar Nasirun. Lantas ia memutuskan untuk memfasilitasi anak didiknya itu supaya sanggup mengumpulkan foto dan sanggup menempuh UN.
Nasirun menjadi satu-satunya Kepala Sekolah Sekolah Menengah Pertama Berdedikasi di Kecamatannya, Salawati Selatan. Ia kemudian maju ke seleksi di tingkat kabupaten. Berhasil di tingkat kabupaten, laki-laki yang sudah delapan tahun menjabat sebagai kepala sekolah itu melaju ke tingkat provinsi dan berhadapan dengan tujuh orang lainnya. Ia pun berhasil mewakili Provinsi Papua Barat melaju ke pemilihan Guru Berprestasi dan Berdedikasi di Tingkat Nasional Tahun 2016. Setelah menyisihkan 17 orang di tahap final di Jakarta, Nasirun akhirnya berhasil menjadi juara 1 Kepala Sekolah Sekolah Menengah Pertama Daerah Khusus Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2016.
“Saya tentu merasa bangga. Ini merupakan kejutan bagi saya. Dan semoga ini sanggup menjadi motivasi bagi aku untuk terus melaksanakan yang lebih baik,” ujar laki-laki kelahiran Karangnangka, Purwokerto, 7 Juli 1968 silam itu. Ayah Nasirun merupakan orang Purwokerto, Jawa Tengah, yang menjadi veteran di Papua, sehingga Nasirun sudah semenjak kecil tinggal dan bersekolah di Papua.
Selama menjadi kepala sekolah, Nasirun menempati rumah dinas yang berjarak 2 Km dari sekolah. Banyak cita-cita yang disampaikan kepala sekolah yang diangkat pada tahun 2008 itu. Ia berharap supaya terusan transportasi, komunikasi, informasi, dan listrik lebih anggun dari sebelumnya, apalagi sesudah dirinya dinobatkan sebagai Kepala Sekolah Sekolah Menengah Pertama Daerah Khusus Berdedikasi Tingkat Nasional tahun 2016.
“Karena mereka (siswa di Kabupaten Sorong) bekerjsama memiliki potensi yang luar biasa. Dan semoga ke depan aksesnya sanggup lebih baik supaya kualitas sekolah kami sanggup sama dengan sekolah-sekolah yang ada di kota,” pungkas Nasirun.
<
0 Response to "Nasirun Raih Penghargaan Sehabis 23 Tahun Pengabdian"
Post a Comment